Malam larut telah berlalu, dini hari pun tiba. Kokok ayam terdengar sayup, lalu tercenung di sebuah ruang, menatap dinding seakan menembus jauh ke depan, ke sebuah harap, tentang hidup yang pernah singgah dalam angan!
Berkali angan itu singgah di bibir hati yang terkadang rapuh, terkadang bias hingga tak lagi berwujud; tapi cita yang tumbuh di atas angan, beralas keyakinan sebatas keyakinan ummatNya, masih sering menari-nari; seakan merayu diri ... bangkitlah!
Di atas sebuah keyakinan yang kadang kusam di antara kecewa dan gundah, silih berganti bersautan tanpa sapa. Doa, berdoalah wahai anakku! Demikian itu kata-kata seorang ibu yang penuh asih, mengiang dalam tiap nafas ketika malam semakin menghilang ... dan fajar menjanjikan kembali tentang hari ini yang penuh harap. Yakinlah, anakku ... suatu hari dunia ini milikmu. Di atas langit masih ada langit wahai ... permataku!
Dhini
Catatan lepas minggu ... mentari semakin tampak di ufuk timur!